Beberapa kawan membaca banyak buku karena mereka membangun kebiasaan membaca, tanpa keinginan menjadi penulis. Beberapa kawan lain membaca banyak buku, ingin menjadi penulis, dan tulisan mereka tidak berkembang.
Tentu ada juga orang-orang yang tidak banyak membaca dan ingin menulis bagus. Tidak ada larangan untuk bercita-cita apa pun.
Kita bicara tentang mereka yang membaca banyak dan tidak mampu mengembangkan kualitas tulisan.
Mereka berpindah dari satu buku ke buku lain, seperti turis masuk ke museum seni dan tak pernah berhenti cukup lama di depan satu lukisan. Mereka menikmati pemandangan tanpa rasa ingin tahu bagaimana kuas bekerja dan bagaimana seorang maestro menghasilkan lukisan puncak.
Para penulis besar tidak bertindak seperti turis. Mereka hanya memilih satu dua atau tiga guru, dan mereka menggali habis-habisan dari sedikit orang yang mereka pilih. Dickens belajar dari Henry Fielding, Laurence Sterne, dan Tobias Smollett. Tolstoy belajar dari Dickens, Turgenev, dan Pushkin. Chekhov belajar dari Tolstoy dan Maupassant, dan kemudian menentang keduanya. Hemingway belajar dari Flaubert dan Tolstoy dan satu dua penyair. James Joyce membaca Tolstoy seperti seorang biarawan menekuni kitab sucinya, dan meneladani Flaubert untuk ketepatan memilih kata dan meneruskan eksperimennya dengan bahasa.
Mereka membaca banyak, pasti, sebab menulis memerlukan wawasan, tetapi mereka memilih beberapa saja untuk didalami, untuk mendapatkan kecakapan dalam aspek-aspek teknis penulisan.
Albert Camus bahkan mempelajari teknik penulisan fiksi dari novel-novel Hemingway saja untuk menghasilkan Orang Asing. Ia memerlukan kejernihan untuk menyampaikan absurditas hidup.
Jadi, membaca banyak saja tidak akan membuat kita menulis lebih baik. Yang akan membuat kita menulis lebih baik adalah penguasaan terhadap teknik-teknik menulis. Dan itu memerlukan tindakan membaca lebih cermat, lebih lambat, dan lebih sadar.
Belajar saja dari satu atau dua maestro, baca karya-karya mereka berulang-ulang, baca secara mendalam, dan curi teknik-teknik yang membuat tulisan mereka istimewa.
Salam,
A.S. Laksana

Leave a Reply